Kamis, 28 April 2011

Berjuang dan memperjuangkan

hidup memang butuh perjuangan.
Yang menjadi masalahnya, siapa yang diperjuangkan?
Untuk apa diperjuangkan?
Dan yang terpenting, maukah seseorang itu diperjuangkan.

Sering kali aku memperjuangkan sesuatu yang nyata tidak mau diperjuangkan.
Usaha yang sia-sia, bukan?

Bukan lagi memikirkan betapa hancurnya rasa yang telah terbangun, tapi betapa sia-sia waktu yang terlewati tanpa makna dan hasil pasti.

Kecewa?
Pasti rasa itu muncul.
Merasa usaha yang dilakukan secara maksimal tidak dihargai sama sekali.

Ada pemikiran untuk menjadi seseorang yang individualis, tapi nyatanya aku terlalu sayang mereka.
Tidak bisa bersikap tidak acuh, karena aku tak mampu kehilangan mereka.

Biar ini jadi catatan untuk jadi referensi hari selanjutnya.

Senin, 25 April 2011

Satu tahun lalu = Saat ini

Jika aku memulai semua dengan ketidak tahuan, saat ini aku sedang dalam proses tahu yang kemudian mengerti dan memahami.

Satu tahun lalu, mungkin aku labil untuk menerka apa yang aku rasa untukmu.

Satu tahun lalu, mungkin hanya kamu yang dapat mengakhiri penantian semuku untuk tiga tahun yang ternyata lama.

Kamu sadar itu?

Nyatanya, kamu tidak terlalu peka untuk menyadari kehebatanmu.
Aku rasa kamu terlalu sibuk dengan keterpurukan dari setiap celah kekuranganmu.

Kamu tidak tahu betapa aku mengagumimu dengan benteng pertahananmu untuk tetap eksis dihidupmu.
Kamu hebat!
Aku mau kamu tahu itu.

Yang perlu kamu sadari juga, aku menempuh berbagai cara untuk tetap jadi seseorang yang ada dihidupmu, bukan untuk kamu jadikan aku orang yang kamu pilih kemudian melekatkanku dihatimu.
Bukan!
Aku tahu dan sadar, bahwa aku takkan pernah bisa meluluhkan hatimu.
Seperti sebuah lirik lagu yang pernah kamu persembahkan untukku.

Jika kamu tahu keadaanku saat itu, kamu akan jadi orang terjahat di dunia.
Kamu buat aku menjadi seseorang yang seolah tidak akan pernah pantas merasakan rasa itu.
Tapi bukan itu yang aku mau kamu tahu.
Aku hanya ingin kamu tahu, aku bertahan sampai saat ini hanya ingin melihat kamu tersenyum, bangga akan kehebatanmu. Bukan meratapi yang tidak ada untukmu.

Jangan pertanyakan rasaku, cukup kamu rasakan dan mengerti.