Senin, 30 Juli 2012

Check...Check. Unta satu, unta satu.. lapor Rangers Abu-abu Ulang Tahun.

Hari paling menyebalkan sekaligus menyenangkan menurut saya adalah hari dimana semua orang ngucapin "SELAMAT ANDA TAMBAH TUA!"
Astaga, peringatan berkurangnya umur membuat saya kelimpungan untuk segera meninggalkan kata "Manja, Labil, Egois dan sifat-sifat lainnya,"

Hal ini juga berlaku untukmu RANGERS ABU-ABU.
Kemarin, Kamu memasuki kepala dua. Semoga semoga pun terucap dari banyak orang. Bahagia tentunya, apalagi hari itu juga menambah angka kebersamaanmu sama YOMAN HERCULES (re: Firman). Asik-asik, pacangan balbel polepel :p

Doa Firman untuk Widi: Semoga Rajin Mandi, Sisiran. ahaha
Berawal dari tanggal 28 Juli, para rangers dibantu sahabat Rangers, Ntik Sulastri begitu kita menyebutnya (re: Tika Franika) mempersiapkan kejutan yang akan kita berikan padamu di kediaman Rangers Kuning. Mulai dari beli kue, kado, membentuk lilin ulang tahun (yang ini maksa banget, ahaha) sampai membungkus kado untuk mengerjaimu.

Ngukir Lilin
Bungkus Kado
Tepat pukul satu dini hari, kita berangkat ke rumahmu. Kita juga udah janjian sama Pangeranmu, Firman.
Sekitar 20 menit nunggu, Akhirnya firman sama Tanto, adikmu datang juga :D

Seperti theme Song di film ninja hatori, Mendaki gunung lewati lembah... akhirnya sampai juga di depan gerbang rumahmu. Kita sudah di sambut sama ibu Nining, Mamamu. Ahahaha
Sedikit kaget, ketika Kakakmu yang notabenenya sangat mirip denganmu keluar kamar. jengjengjeng.... sigap, ngumpet semua. Huh, ternyata kak Chenty. Syukurlah.

Tepat pukul dua dini hari, kita menyergap kamarmu. Mamamu yang membangunkan, kamu kesal karena dibangunin terlalu dini. Apalagi dengan alasan klise, Waktunya sahur.
Kita semua masuk ke kamarmu dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan menyelipkan doa di dalamnya. "AH... NGANTUK!" Kamu berteriak sambil guling-gulingan kebo di kasurmu. aih, ahahahaa.
Sembari senyum-senyum kamu mencari kaca matamu.

Prosesi tiup lilin dan potong kue pun dilaksanakan.
Karena ulang tahunmu juga berbarengan dengan adik laki-lakimu, Onet. Firman menggoda bahwa kado yang ia berikan juga untuk Onet. Kamu kesal, tapi tetap senyum-senyum. (Curiga, jangan-jangan widi udah stres *ups)


 
Tidak berpanjang lebar, tapi sudah sepanjang kereta gerbong 8. "Selamat Bertambah Tua, Berkurang umur YONO ASTUTI PARNOWATI" we always love you :D

Tangerang, 29 Juli 2012

Minggu, 22 Juli 2012

Rangers

Sebelumnya, maaf untuk draft-draft yang terabaikan.
Tiba-tiba pengin ngeposting ini duluan, hehehe

Untuk anak-anak tahun '90an pasti kenal Power Rangers. Pahlawan bertopeng pemberantas kejahatan. Kali ini, gue mau ngeposting tentang Rangers. Berbeda dengan Rangers yang pertama kali tayang 28 Agustus 1993, Rangers ini baru muncul sekitar 2011an.

Berbeda dengan Rangers yang sudah ada, formasi Rangers ini ada 4. Terdiri dari:
Rangers Cokelat, Rangers Ungu, Rangers Kuning dan Rangers Abu-abu. *Sumpah ngaco banget ini*  

Selain berbeda formasi, Rangers ini juga berbeda visi misi. ahahaha "Menjelajahi Seluruh Indonesia, setelah itu Luar Indonesia dengan biaya seminim mungkin," itu misinya semacem backpacker gitu deh *ciyeeee*. Visinya, "Menabung dan main irit-iritan menggunakan uang bulanan."

Udah ya, dari pada berbelit-belit dan bikin yang baca makin galau. mending TO THE POIN aja.

Jadi, gue puya temen-temen yang "sedikit" camen (MANA SEDIKIT SIH? BANYAK WOY!) dan mendeklarasikan diri sebagai Rangers. *aiiiih mateeee*

Yang harus diingat, kita semua itu girly banget loh :p *Menyenangkan diri*

(Dari Kiri ke Kanan) DJ. Sinta, Widi dan Upi

(Sedang) Menjalankan misi ke Pantai Parang Kusuma. Jogjakarta
Gue perkenalin ya, pertama GUE : Sinta Novizah (Rangers Cokelat). Katanya sih gue punya kekuatan Memanjat. Gara-gara, gue pelihara monyet. Ketularan pinter manjat kali ya gue -_-
Sinta dan Upi

Terus ada Luthfia Rachmi atau Upi (Rangers Ungu), dia ngaku-ngaku punya kekuatan Tatapan Membeku. *Yakali pil*  Taraf ke camenan dia, melebihi yang lain. Serius, dua rius sampe Darius deh *eh

Ada juga Rangers Abu-abu, Dwi Widia Yuliani. Rangers yang satu ini Super Parno-an. Heu, sama badut aja takut (-_-" ) kalo gak salah, dia punya kekuatan menghilang. *triiiing*

DJ dan Widi
Terakhir, ada Yuanita Dwi Januari. Jangan nanya dia lahir bulan apa, pasti udah bisa nebak semua. Oh iya, DJ (Nama Panggilannya) menjabat Rangers Kuning yang punya kekuatan berubah bentuk. *kalah bunglon* Berubah kelamin juga kata cupil (bukan gue loh je)

Rangers juga punya teman-teman yang kurang lebih Camen juga. (Ini ngaruh gak sih sama jurusan kuliah kita? mungkin). Kita nyebutnya Sahabat Rangers.

(kanan, baju putih) Tika, sebelahnya (baju kuning) Suci. Sahabat Rangers

(ketiga dari kiri) Nina, sebelahnya Faiz, (kedua dari kanan) Tika

(Kanan) Nina, di Situ Cipondoh

(Kedua dari kiri) Muthia, Juga Sahabat Rangers

Kurang lebih misi yang udah kita jalanin udaaaah.... *sebentar diitung dulu* Yap, dua (Sok banyak pake diitung -_- ). Ahahahahahaha *terbatas biaya coy*

Jogja dan Dufan serta Jalan-jalan tak terduga lainnya. Yang masih ke pending karena berbagai hal: Bayah, Lombok, Pulau Tidung, Bogor (padahal deket) dan lupa-lupa lainnya.

Kapan kapan deh diceritain Perjalanan Misi kita yang penuh peluh dan kepentok fulus yah. udah kepanjangan nih, see you :p

Kamis, 19 Juli 2012

Always On (Think Again)

Akhir-akhir ini, pasti ga asing dong ya sama iklan ini. Ya, Always On dari Three.
Kata-katanya itu loh, ngena banget sama yang ada sekarang. 
Kebebasan yang Aneh, Palsu, Ilusi, Fantasi, Lucu tapi juga nyata.

ini versi cewenya 




Kebebasan itu omong kosong.
Katanya, aku bebas berekspresi.
Selama rok masih dibawah lutut.
Hidup ini singkat.
Mumpung masih muda, nikmati sepuasnya.
Asal, jangan lewat dari jam sepuluh malam.
Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ada ditanganku.
Asalkan sesuku, kalo bisa kaya, pendidikan tinggi, dari keluarga baik-baik.
Katanya, jaman sekarang pilihan itu gak ada batasnya.
Selama ikutin pilihan yang ada.
Always On, bebas itu nyata.

ini Versi Cowoknya



Kebebasan itu omong kosong.
Katanya, bebas berteman dengan siapa aja.
Asal orang tua suka.
Katanya, jadi laki-laki itu jangan pernah takut gagal.
Tapi, juga jangan bodoh untuk mengambil risiko.
Mendingan cari kerja dulu, cari pengalaman.
Katanya, urusan jodoh sepenuhnya ada di tangan.
Asalkan dari keluarga terpandang, gak cuma cantik tapi juga santun, berpendidikan.
Katanya, jaman sekarang pilihan itu gak ada batasnya.
Selama, ngikutin pilihan yang ada.
Always on, Bebas itu nyata.

video di ambil dari sini.

Rabu, 11 Juli 2012

Untuk Muhammad Fahsya Al-Aziz



Hallo Fahsya, apa kabarmu hari ini sayang?
Mungkin saat kamu sudah bisa membaca sendiri postingan ini, kita sama sama sudah pada keadaan yang berbeda. :)
Kamu pasti tambah ganteng, dan aku selalu suka :)

Fahsya, saat ini dan sampai nanti, kamu akan selalu jadi anak yang beruntung. Berlimpah kasih sayang dari kami, dari aku, kakak cindy, Mama Nenek, Kokong, Ayahmu, Bundamu, semua orang yang kenal kamu.
Meskipun kamu sedikit lebih aktif dibanding anak seusiamu, kami gak pernah menganggapmu nakal.
kami selalu yakin, bahwa itu hanya bagian dari cara ingin tahumu.

Fahsya sayang, kamu masih ingat panggilan kesayangan kami untukmu?
Iya, Acha atau terkadang Chacha.
Walau seperti panggilan anak perempuan, Tapi Ayahmu selalu mengajarimu untuk menjadi pria.

Kamu tahu nyanyian candaan yang dinyanyikan bundamu saat kamu bayi?
sedikit aku nyanyikan ya, tapi kamu jangan ketawa (meskipun sangat lucu)
           "Acha aciong, teng paling kewen sedagat wawa. Acha aciong," hehehehe
Kamu tahu betapa  Bundamu sayang sama kamu.

Fahsya, kamu sering banget minta maaf ke bundamu saat kamu rasa kamu melawannya.
          "Bunda, maapin aku ya bunda. Aku sayaaaaaang banget sama Bunda,"
itu kata-katamu sayang. Aku Lucu bercampur haru mendengarmu mengatakan itu pada Kakakku, Bundamu.

Fahsya, Mama Nenekmu sangat sangat menjadikanmu alasan kebahagiaannya.
Setiap kamu berkunjung ke rumahnya, apa yang kamu mau selalu diberinya. Bahkan Ayahmu memarahi Bundamu karena membiarkan Mama nenek memberimu mainan setiap kali kamu Kesini.
Aku mendengar percakapan mereka saat Ayahmu menelpon.

Kokongmu, Karena kamu Anak Laki-Laki yang sangat diidam-idamkannya. Kamu juga pasti bisa menerka bagaimana Kokongmu mencintaimu.
Ingat Kado yang dibelikannya saat kamu berulang tahun ke-3?
Mobil-mobilan yang menurutku cukup mahal. Itu hanya untukmu sayang. :)
Dia yang tak pernah marah kamu merusak semua barang-barang kesayangannya.
Dia yang selalu merontokkan sifat kerasnya di hadapanmu.

Kakak Cindy. Ya, kamu mengharuskan kami memanggilnya begitu. Meskipun berulang kali aku menjelaskan padamu bahwa dia adikku, tidak apa-apa jika ku memanggilnya dengan nama saja. Kamu (tetap) marah.
Dia yang selalu membuatkanmu susu setiap 20 menit sekali.

Fahsya, masihkah kamu menggemari film film kartun?
menontonnya tanpa berkedip?
menguasai televisi?
masihkah kamu menganggap dirimu spiderman?
bernyanyi kegirangan sambil memamerkan lesung pipimu?
bercita-cita menjadi rubah seperti naruto?

Fahsya, Kamu anak yang pintar. Kami selalu bangga padamu.


Jakarta, 11 Juli 2012
Kakak Tata

Selasa, 10 Juli 2012

Mengulik Si Jago yang Kreatif


Creative Writhink itu AHA Moment
Oleh Sinta Novizah


Riuh suara diskusi telah terdengar memenuhi gedung Gramedia Blok M di Selatan Jakarta, namun di mana jelasnya masih dicari-cari. Dengan bantuan seorang karyawan toko buku tempat suara itu berasal, akhirnya saya menemukan yang sejak tadi dicari. “Coba naik ke lantai tiga,” intruksinya. Dengan nafas agak terengah, lantai tiga pun terjamahi. “Keprihatinan tentang Tuhan,” Seorang pria melontarkan jawabannya, entah jawaban untuk pertanyaan apa. Ada tiga orang yang duduk di depan sana, dua pria dan seorang wanita yang mengkomandoi acara bedah buku tersebut.

Saat sedang asik bercakap-cakap, mendadak protes dari salah satu pria yang duduk di sofa nyaman itu. “Tunggu yang dari Cipete dulu,” pengumuman itu menjeda Fahd Pahdephie untuk menjawab pertanyaan yang dilayangkan lagi padanya.

Tawa pun pecah seketika. Fahd Pahdepie, Seorang peneliti yang dengan karyanya mencoba untuk mengubah paradigma setiap orang yang membaca bukunya. Meluruskan tentang tulisan fiksi yang masih dipandang sebelah mata. Waktu pun berjalan beriringan, satu per satu sesi terlewatkan. Nah, tiba saatnya obrolan lebih intim dibuka. Jabat tangan dilumuri ramah senyum tampil dalam raut muka Fahd Pahdephie yang ramah. “Oh iya, kita udah janjian ya,” katanya membuka percakapan.

Sambil menarik kursi yang berada paling belakang, Fahd Djibran, nama pena dari Fahd Pahdephie membuka percakapan tentang Creative Writhink. Menurutnya Creative Writhink bukanlah hal yang baru, hanya saja belum ada nama untuk istilah tersebut. “Saya gak bisa bilang kalau ini punya saya, walaupun saya yang pertama kali mengenalkannya,” jawab pria yang lahir di Cianjur, 25 tahun silam itu.

Masih dengan suasana yang bising dan kursi-kursi yang mulai tak bertuan, pria yang menjadi salah satu nominator dalam Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa bidang kreatif ini mulai menambahkan penjelasan Creative Writhink yang menjadi pedoman di setiap karyanya. Creative Writhink adalah memberikan nilai lebih pada tulisan sehingga orang lain tertarik untuk membacanya serta mendapatkan imajinasi baru. “Gak mesti terpaku pada format tulisan dan kebiasaan, tapi menghadirkan bentuk-bentuk baru,” tutur Fahd, biasa ia disapa, yang saat itu ditemani oleh keluarga dan rekan kerjanya.

Senja yang semakin menua menemani alumnus Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menjelaskan lebih dalam. Creative Writhink itu AHA moment, yaitu membentangkan karya tidak untuk menggurui tetapi untuk membangkitkan pengetahuan dibawah sadar. “Karya yang berhasil itu adalah karya yang berhasil mengangkat ingatan di bawah sadar,” ucap bapak dari satu orang putra ini.

Membuka seribu imajinasi bagi pembaca adalah tugas dari penulis Creative Writhink, caranya dengan membebaskan tulisan, tidak terpaku pada format serta ‘rajin’ bereksperimen. Begitu kata penulis terbaik DAR! Mizan Unlimeted Creativity Award tahun 2006 itu.

Suara petikan gitar nampaknya mengagetkan Fahd yang spontan menoleh ke suara itu berasal. Biasanya tema yang melatar belakangi setiap karyanya tidak jauh dari empat tema yang menurutnya mampu membawa perubahan dunia di masa depan, yaitu kaum muda, perempuan, spiritualizm dan komunitas.
Seperti  A Cat In My Eyes, Curhat Setan, Rahim, Menatap Punggung Muhammad, Yang Galau Yang Meracau, Qum! dan Hidup Berawal Dari Mimpi. Lantas hal tersebut tak membuatnya mau disebut sebagai penulis. “Pekerjaan saya bukan penulis, saya menulis untuk berkreativitas,” papar Fahd yang pernah menjadi wakil indonesia untuk pertukaran tokoh muda muslim Indonesia-Australia.

Lahir di keluarga akademisi membuatnya gemar membaca dan menulis. Perihal inspirasi menulis, Fahd mendapatkannya dari berbagai cara, mulai dari membaca banyak buku, diskusi, mendengarkan lagu sampai ngobrol-ngobrol ringan.

Obrolan terjeda, suasana toko buku yang tadinya ramai kini mulai ditinggalkan pengunjung. Fahd pun lebih jauh masuk ke masa ia mengenyam pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) Darul Arqam Muhammadiyah, Garut. Disana ia mulai lebih mengembangkan kreativitasnya, membuat PIN perdamaian sampai mencetak seribu eksemplar majalah hanya dengan modal seribu rupiah.

Beberapa tahun sebelumnya, di masa Sekolah Menengah Pertama (SMP), Fahd telah menulis dan sudah mempunyai rencana tentang tulisannya. “Dengan banyak menulis maka banyak juga mendiskusikan sesuatu,” jelasnya sambil membenarkan posisi duduk. Fahd juga membataskan setiap karyanya. “Saya sengaja membuat tulisan saya dicari, biar keren dan memang bukunya keren,” tuturnya dengan air muka bersahabat.

Menulis kreatif itu tidak boleh menutup diri, harus bisa meluaskan pergaulan. Menurut Fahd, anak jaman sekarang hanya berkutat dengan orang-orang yang ada disekelilingnya saja. Padahal dengan banyak bertemu dan mengenal orang baru, kita menjadi ‘kaya’.  “Generasi sekarang hidupnya disitu-situ aja,” ungkapnya dengan nada sedikit kesal.

Menelisik lebih dalam lagi, Fahd yang mengaku suka menulis dari sekolah dasar ini pernah mentraktir teman-teman sekelasnya dari hasil “Si Jago” yang dimuat dalam Koran di Bandung pada rubrik PR kecil. Dengan semangat, Fahd membacakan puisi yang ia tulis kurang lebih 20 tahun lalu. Baginya, menulis adalah cara membagi gagasan kita kepada orang lain. “Menulis itu untuk berbagi,” katanya cepat.

Tak terasa senja telah berganti pekat, Fahd pun harus bersiap untuk kepergiannya menuntut ilmu di Australia esok. Tidak berhenti berkarya dan selalu punya rencana kedepan adalah prinsip yang terus ia pegang. Menurutnya, tidak ada senioritas dalam dunia menulis. Ucapan yang dititipkan untuk pemula di industri penerbitan pun tidak panjang. “PD dong!”

nb: Profil ini pernah masuk dalam Majalah Orientasi edisi Januari 2012

Minggu, 08 Juli 2012

Review Revolvere Project (Fahd-Fiersa-Futih)




Kilas balik, sebuah cara untuk memperbaiki yang buruk. Yang baik menjadi lebih baik atau bahkan yang terbaik untuk menjadi sangat baik lagi. Bukankah sifat manusia, tidak pernah puas. :)
 
Revolvere Project, project hibrida sastra-musik-visual. Project ini mengajak pembacanya berinteraksi dan menikmati sebuah karya melalui rasa, mata, dan telinga sekaligus. Sulit untuk mencari kekurangan dari karya ini.



Yang pertama, Kau Yang Mengutuhkanku. Menikmatinya di sebuah ruangan kecil, meluruskan saraf-saraf otak yang menegang karena seharian terjebak dalam suasana ‘panas’. Namun, tak menghilangkan sensasi rasa yang diciptakan oleh video ini. WOW! Keren, pake banget.

Mengusung tema yang terjadi sehari-hari. Tentunya pembaca lebih bisa mengikuti alur dari video ini. Cinta, rindu, Ketulusan. Ah siapa yang tidak mau menjadi ‘pemeran’ dalam video itu. Memberikan kita keberanian untuk dapat juga menjalani hubungan yang sama, hubungan yang didasari ketulusan tanpa ada embel-embel dibelakangnya. Seperti kutipan yang ada dalam buku Yang Galau Yang Meracau. Kamu cantik, karena aku mencintaimu

Ada dua jenis kerinduan,” katamu suatu hari, “Kerinduan pertama tersebab kita pernah merasakan sesuatu dan kita menginginkannya kembali. Kerinduan kedua tersebab kita tak pernah mengalaminya dan benar-benar ingin merasakannya, setia menunggu dalam penantian yang lugu.

Tampilan visual dan alunan musik yang dibubuhi pada video ini sangat ‘kawin’ dengan rentetan kata yang begitu indah. Membawa pembaca masuk kedalam cerita dan ikut meresapinya.


Yang Kedua, Apologia Sebuah Nama. Berteman tissue yang berserakan di tempat tidur, video ini menghipnotis saya, mengingatkan kembali tentang seseorang yang sering di lupakan. Namun, hidup bukan untuk menyesali yang sudah terjadi kan? Seperti postingan Fahd, Berjalan.

Teruslah berjalan: Sebab satu-satunya cara untuk berusaha menjadi manusia yang lebih baik adalah dengan tidak berhenti mencobanya.

Mungkin bukan hanya saya saja yang terpana oleh karya visual, sastra dan musik yang di kemas secara elok ini. Percakapan yang berada di awal video, sedikitnya memberikan gambaran tentang tema yang diambil. Mengantarkan perasaan pada titik paling bawah untuk kemudian melunturkan semua kesombongan yang semu. Tentunya setiap manusia memiliki ‘detail’ ini; Sombong.

Dialah Ibumu. Nama suci yang diizinkan Tuhan untuk pertama kali kita ucapkan, jauh sebelum nama-nama-Nya. Nama yang merangkum cinta dari seluruh sejarah manusia. Perempuan yang tak pernah dicemburui Tuhan untuk dicintai manusia jauh mendahuluiNya: Sebab mencintainya, juga berarti mencintai-Nya.

Agak berbeda dengan video Revolvere sebelumnya, durasi dari video kedua ini lebih pendek. Namun tidak mengurangi esensi pesan yang ingin di komunikasikan kepada pembaca. Suara Fiersa yang membantu mengantarkan pada penghayatan lebih dalam pun serasi dengan visual yang disajikan oleh Futih. Keduanya berbicara dengan bahasa yang tidak bisa didefinisikan oleh kata-kata

.

Yang ketiga, Tentang Kita. Kali ini tema yang dibawa sejalan dengan bukunya, A cat In My Eyes. Sedikit terpingkal saat mengetahui pemeran Aku dalam video ini adalah seekor kucing yang persis dengan Kucing yang biasa main di rumah (saya), Marpueh. :D

Marpueh, Ibu dari 3 ekor anak.
Lagi-lagi pesan yang ingin disampaikan oleh Fahd-Fiersa-Futih sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari audience. “ih ceritanya gue banget,” mungkin itu yang akan terlontar saat melihat video mereka (Fahd-Fiersa-Futih).

Namun, dalam video ini saya merasakan adanya penurunan dibanding karya Revolvere Project sebelumnya. Bukan tidak suka, hanya saja feel yang saya dapatkan dari video ketiga ini tidak seperti yang didapatkan dari video sebelumnya. Mungkin kurang gereget kali ya.

Teks dalam video Tentang Kita terlalu cepat, sehingga pembaca kurang meresapi makna dari kalimat yang ada. Hal ini juga didukung oleh backsound dari video yang berrhytme cepat dan mendorong untuk membaca terburu-buru, sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak seutuhnya bisa di serap pembaca. Selain itu, tidak seperti biasanya font yang digunakan sepertinya tidak menggunakan shadow. Meskipun begitu, video ini kaya akan makna. Walaupun ambigu diawal tetapi menyentuh.

Bagian yang paling saya suka dalam video kali ini adalah monolog ditengah video.
Cinta macam apa yang mengekang kebebasan? Cinta macam apa yang memisahkan ‘aku’ dari ‘kamu’? Cinta macam apa yang memposisikan ‘aku’ lebih tinggi dan berkuasa daripada ‘kamu’? Cinta macam apa yang tak sanggup menampung ketulusan dan keluasan makna dari kata ‘kita’

Sekian Kilas balik saya dalam pandangan subyektif tentang Revolvere Project. Seutuhnya saya sangat mengagumi karya-karya yang ada. Menginspirasi saya untuk membuat video serupa untuk salah satu tugas kuliah. Namun, tidak mampu menandingi ketiga video diatas. :)
Semoga suatu hari saya dapat berpartisipasi dalam video Revolvere Project. Terima Kasih.