Ini tentang beda.
Ini tentang hal
yang aku sendiri tak bisa mendefinisikannya.
Ini tentang aku
dan kamu.
Ini tentang kita.
***
Di
sebuah kota yang penuh polusi, kemacetan yang mencuat dan rutukan setiap orang
yang tak habis-habis membayangi setiap langkah—tersimpan sebuah cerita tentang
rasa yang terpendam. Tentang kemarahan pada batas, dan harapan yang hampir tidak
mungkin.
“Aku
manusia, dia juga. Apa yang membuat aku tidak pantas?” teriak seorang gadis
dengan paras biasa saja di depan cermin.
Kemarahan
itu kini berubah jadi isak tangis tak tertahan. Rintihan tentang dua hal yang
tidak dimengerti parameternya, soal “pantas” dan “tidak pantas”.
***
Mungkin
hukum alam, setiap yang diinginkan tidak dengan mudah bisa didapatkan. Tapi,
jika usaha yang diatas rata-rata telah dilakukan dan hasilnya tetap saja sama,
mungkin benar kata pepatah—Bagai pungguk merindukan bulan.
Kegamangan
semakin bertambah menyergap seorang gadis yang termenung di atap sebuah gedung.
Saat itu rintikan hujan paling mengerti tentang candu yang menerjang, dan angin
turut membisikkan petuah penuh arti.
“Biarkan
aku melebur bersamamu dan dia akan mengerti,” ungkapnya seraya menuruni anak
tangga.
***
Hai,
aku mengenalmu baik meskipun kamu tidak mengenalku.
Aku
tahu, kamu suka gadis bermata bulat.
Setidaknya,
mataku lebih bulat dari matamu.
Aku
juga tahu, kamu suka dengan gadis yang berkulit bersih.
Ya,
itu bukan aku. Tapi, aku berusaha untuk hidup sehat.
Itu
sudah cukup belum untukmu?
Oh
ya, satu lagi…
Katanya
kamu suka dengan gadis berambut hitam dan panjang.
Untukmu,
enam bulan ini aku mulai memanjangkan rambutku.
Meskipun
tidak terbiasa dengan rambut panjang, karena panas dan ribet.
Tapi
aku berusaha untuk jadi yang kamu mau J
Tiba-tiba
isak tangis itu datang lagi.
Hhm…aku
sudah berusaha, tapi aku gak bisa.
Rambut
ini perlahan menyerah. Sehelai, dua helai dan semuanya.
Seperti
yang kamu lihat, aku tidak lagi berambut panjang.
Tarikan
nafas yang panjang menjeda.
Mungkin
aku juga begitu.
Aku
menyerah untuk tetap bertahan buatmu.
Sejak
pertama kali aku melihatmu, semangatku untuk sembuh meningkat.
Aku
berusaha untuk kuat agar bisa lebih jauh mengenalmu.
Meskipun
setiap harinya aku mengunjungi tempatmu bekerja—untuk bertemu dengan butiran
yang dapat membuatku lebih lama bertahan, nyatanya kamu sedang melihat video
ini.
Aku
sudah jadi hal yang lain. Aku dan kamu kini beda.
Terima
kasih atas waktunya mendengarkan kejujuran terakhirku.
Akan
ku titipkan rasa ini pada sekeping memori yang dapat memutarku diharimu.
Akan
ku sampaikan rasa ini pada Tuhanku, mungkin juga Tuhanmu.
***
nggak berkulit terang nop? pake cat glow in the dark, ahaha
BalasHapus