Kamis, 08 September 2011

Fiktif

Pernah membohongi diri?
Saya rasa banyak orang yang melakukan hal bodoh itu.
Entah apa pertimbangannya sehingga banyak orang yang melakukannya.
Ada seorang teman saya yang melakukan kebodohan yang tidak pernah saya duga sebelumnya.
Sebut saja namanya Wira.

Saya tahu persis, Wira sudah lama suka sama sahabatnya, Anti namanya.
Saya tahu perasaan Wira karena Wira pernah mengungkapkan sendiri alasannya menyukai sahabatnya itu.
Suatu ketika, ada candaan Wira yang membuat Anti tertarik untuk menjalani ide bodoh tersebut.
"Eh...Kita buat gencar satu sekolah yuk Ti?"
"Gimana caranya?"
"Hahahaha, gampang kali. Kita pasang aja status in relationship di jejaring sosial," Ujar Wira menggebu.
"Ah males ah, nanti fans fans gue pada kecewa lagi," tolak Anti sambil bercanda.
"Yeeeh, ini malah bakal nguntungin lu kali. Lu bakal bisa ngeyakinin mantan lu kalo lu tuh udah ga ada rasa lagi sma dia," Wira meyakinkan.
Akhirnya Anti pun setuju dengan rencana gila itu.

Prediksi Wira memang benar, semua temannya geger dengan status berpacaran meraka. Tapi tidak dengan mantan Anti, dia memang sedikit kaget. Namun, dia tidak mudah percaya dengan status tersebut. dan kalaupun memang mereka benar-benar jadian, gak masalah pikirnya. Toh mereka sudah saling mengenal lama, dan tak ada alasan lagi untuk Deni (mantan Anti) untuk melarangnya.

Semua kebohongan ini terus berjalan, lambat laun Deni sudah mengikhlaskan Anti untuk Wira. Tapi bukan hanya orang orang itu yang dibohongi oleh Wira dan Anti, hati Wira, perasaan Wira juga dibohongi. Sebenarnya Wira tahu persis, bahwa undangan berpacarannya memang benar-benar datang dari hati.
Hanya saja Anti kurang peka untuk mengetahui kebenaran itu. Sekarang tinggal Wira saja yang terpontang panting untuk mengingatkan asanya bahwa semua ini hanya cerita rekayasa yang dibuatnya.

Entah dengan apa dia meyakinkan dirinya sendiri, kebohongannya bukan hanya menyakiti orang lain tapi juga menyakiti diri sendiri. Belum lagi bagaimana tanggapan orang banyak yang sudah berharap banyak dengan status mereka jika mereka mengetahui bahwa ini hanya bualan iseng yang menyakitkan. Hanya ada 2 pilihan untuk Wira dan Anti, terlebih Wira. Membenarkan hubungannya dengan Wira jujur atas semua rasa yang dirasakan untuk Anti, atau berjiwa besar dengan jujur pada semua orang termasuk Deni, yang konsekuensinya adalah mengurangnya rasa respect terhadap mereka berdua.

Saya rasa, setiap keputusan adalah resiko :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar