Senin, 18 Juni 2012

Kematian

Hari minggu yang cerah, hari yang biasanya aku manfaatkan untuk berleha-leha di rumah. Tiba-tiba handphoneku bergetar, ada pesan masuk. Seperti biasanya, dengan malas aku membuka pesan tersebut. Namun ini bukan hal yang biasa, karena setelah membacanya aku bergetar antara percaya dan tidak. Pesan tersebut mengabarkan kepergian temanku dari dunia ini. Ia meregang nyawa dalam kecelakaan di daerahnya.
***
Sepertinya, harus selalu siap menunggu dosen yang telat tanpa batas waktu yang pasti. Sembari menunggu, temanku bercerita tentang salah satu mahasiswi di kampusku yang juga mengalami kecelakaan. Bedanya, Ia masih diberikan kekuatan untuk tetap memperjuangkan hidupnya di ruang ICU.
Ah… entah bagaimana caranya, kedua berita itu mampu mengambil bagian di pikiranku. Bukan hanya itu, orang tuaku juga jadi lebih sering menasehatiku untuk tidak menggunakan sepeda motor dengan kecepatan yang berlebih. “gak kok, tata bawa motornya pelan,” selalu itu jawabku.
Mungkin rasa kehilangan yang di takutkan, bukan kematiannya. Setiap orang mungkin sadar bahwa setiap harinya kematian itu dekat, bahkan teramat dekat. Meskipun begitu, masih banyak orang yang berusaha mengalihkannya dan menunda untuk menyiapkan bekal perjalanan itu.
Huh, hari ini membosankan.
***
Terik matahari sepertinya bersaing dengan semangkuk mie ayam yang aku beli sepulang kuliah siang ini. Setelah melahap habis makan siangku itu, aku menyalakan televisi. Sempat mengganti-ganti channel. Hampir semua tayangan membosankan, akhirnya aku berlabuh pada channel yang di belakang namanya ada embel-embel “family”. Mindsetku ini tontonan untuk keluarga, sudah pasti menyenangkan. Ya, aku memang tidak salah karena memang film itu bagus.
Film itu menceritakan sebuah keluarga yang orangtuanya harus berpisah. Singkat cerita, Kematian yang akhirnya menjelaskan kesalah pahaman yang ada diantara keluarga itu. Yang mengharukan adalah ketika kedua anaknya yang masih dalam usia belia harus menerima perpisahan kedua orang tuanya beserta berita penyakit yang diderita ibunya. Kanker.
Dua ribu dua belas. Tentunya kalian tahu, suku maya meyakini bahwa tahun ini adalah akhir jaman. Jangan Tanya aku, aku tidak tahu. Hanya kuasaNya yang dapat diyakini.
***
Kematian. Entah, aku sendiri tidak tahu kapan waktu itu datang padaku. Menghentikan waktuku di dunia. Yang aku tahu, dia (Kematian) akan datang tanpa meminta persetujuanku. Menanyakan kesiapan serta persiapanku.
Malas berangan-angan. Jika dia datang merenggut orang-orang yang aku sayangi. Tegas aku katakan, aku tak pernah siap. Tapi, apa dia mengerti?

Jakarta, 07 Desember 2011/31 Mei 2012

2 komentar:

  1. cuma bisa bilang : semoga kita bisa berjumpa lagi haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiiiiiin. mudah-mudahan di sana kita juga jodoh :D

      Hapus