Minggu, 03 Maret 2013

Perhati(k)an



Semilir angin yang berhembus, membawa serta doamu.
Sebagiannya yang bosan karena selalu nama itu yang kamu titipkan, mengerutu padaku. “Apakah tidak bisa kamu berjalan sendiri sembari menjajaki dengan yang lain?” umpatnya dengan kesal.

Hari ini aku melihatmu, termenung dibawah temaram lampu jalanan.
Kamu bersama motor tua itu lagi, masih dengan jok belakang tak bertuan.
Kamu merunduk, entah apa yang ada dalam pikiranmu, mungkin lagi-lagi dia.

***

Matahari terik sekali siang ini, tetapi akan berbanding terbalik sore nanti. Biasanya sih begitu.
Di dalam angkutan umum yang gemar sekali berhenti, aku melihatmu lagi.
Masih dengan raut wajah yang sama. Aku ingin mengenalmu lebih dekat, jika bisa.

Kamu melaju dengan kecepatan penuh, aku tak berdaya. Serupa dengan rasa yang diam-diam menyelinap di dalam hatiku.

Seorang teman yang mengenalmu bercerita padaku, tentang semua hal yang telah kamu lalui.
Tentang dia yang mengecewakanmu. Aku turut prihatin.

“Namanya Dirga,” Alin mengagetkanku yang masih mengikuti jejakmu yang tak bersisa.
Ah, aku malu. Bagaimana Alin tahu yang aku perhatikan.
“Eh, iya lin. Gue udah tau, kan waktu itu lu yang kasih tau,” aku menjawab dengan gugup.
Alin tertawa meledek.

***

Pertemuan kita selalu berulang, meski kamu tidak menyadarinya.
Aku bosan melihatmu dalam keadaan yang sama. Ingin aku menelisik lebih dalam, menyentuh hatimu dan jika diizinkan, menyembuhkan lukamu.

Dengan ragu, aku selipkan sebuah kertas di sebuah tempat yang tidak pernah absen kamu kunjungi.

***

Kamu tersenyum membaca aksara yang tersusun mengambarkan perasaanku, sekaligus kaget dengan sapaanku, “hai, aku shena,”

2 komentar:

  1. ejjiiiieeeeehhhhh :D udah sih langsung ajah tembak abang uhhhuk batuk salah 3 kali

    BalasHapus